Dikisahkan ada seorang raja yang sangat serakah. Supaya diri dan kerajaannya semakin kaya, ia akan berbuat apa saja. Suatu hari ia mendengar, bahwa di hutan nun jauh di sana ada seekor rusa emas. Katanya setiap kali rusa itu menghentakkan kakinya, satu keping emas akan jatuh di depannya. Raja yang serakah itu sangat ingin memiliki rusa emas ajaib itu. Sudah puluhan prajurit beliau kirim untuk menangkap rusa emas itu, tapi selalu tidak berhasil. Karena gagal, ya kepalanya dipancung. Akhirnya raja memerintahkan panglimanya sendiri untuk menangkap rusa itu. Ia terkenal sangat baik, suka menolong dan murah hati.Selama berbulan-bulan ia berada di hutan, tapi tidak sekalipun melihat rusa ajaib itu. Ia hampir putus asa. Suatu hari, tiba-tiba lewat di depannya seekot rusa yang dikejar oleh tiga orang pemburu dan anjing mereka. Rusa itu dalam keadaan luka parah. Selain gembira karena rusa itu adalah rusa emas yang dicari-carinya, ia juga terkejut, sebab ia berlari kepadanya dan minta disembunyikan dari kejaran tiga orang pemburu dan anjing-anjingnya. “Bantu saya. Sekali kelak saya akan membantumu”, pintanya. Panglima itu langsung memapah si rusa masuk ke sebuah gua di dekatnya. Bahkan ia juga menjaga di mulut gua. Lalu dengan pemburu yang merangsek masuk, panglima itu menghadapinya. Perkelahian tiga lawan satu terjadi. Si rusa emas menyaksikannya penuh kagum terhadap pelindungnya. Walau penuh luka, panglima berhasil menang. Si rusa emas pun bertanya, “Mengapa Anda berada di hutan ini?” Panglima menjawab pertanyaan itu terus terang, dan berkata, “Saya akan pulang dan melaporkannya kepada raja, bahwa saya gagal menangkap rusa yang dirindukannya. Kalau karena itu saya dipancung, saya siap”. Mendengar itu, si rusa emas berkata, “Paduka telah menolong saya. Sekarang giliran saya untuk menolong paduka. Marilah kita pergi menemui sang raja!” Ketika raja yang serakah itu melihat panglimanya pulang dan membawa rusa emas, hatinya bersorak senang. Rusa emas kini dijadikan dewa kekayaan, dan semua rakyat disuruh menyembahnya. Dan raja sendiri minta, supaya rusa emas itu mulai menurunkan emas bagi kerajaannya. Tapi… sebelum rusa emas memenuhi keinginan raja, ia mengajukan satu syarat, “Saya akan menurunkan emas, tapi baginda raja tidak pernah boleh menghentikannya. Kalau baginda menyuruh berhenti, maka semua emas itu akan berubah menjadi abu”. Dengan gembiranya raj berkata, “Tentu… tentu… saya tidak akan menyuruh berhenti”. Maka mulailah si rusa emas menghentakkan kakinya. Dan setiap kali ia melakukan itu, sekeping emas jatuh di depan kaki baginda. Tumpukan keping emas makin lama makin tinggi menggunung, sampai setinggi kepala raja dan menutupi seluruh badannya. Karena panik, raja berteriak, “Berhenti… berhenti…”. Seketika itu juga semua emas itu berubah menjadi abu dan raja mati terkubur abu tanah yang menggunung itu.